Ancol Punya Siapa

Ancol Punya Siapa

Mengenal PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk: Pemilik Dufan

Dufan terletak dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol, yang pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada PT Pembangunan Jaya Ancol. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Grup Pembangunan Jaya.

Popular Singles and EPs by Dangdut Koplo

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia Fantasi (Dufan) adalah taman hiburan kebanggaan provinsi DKI Jakarta. Tempat hiburan yang terletak di Jakarta Utara ini kerap disandingkan dengan sosok almarhum Ciputra.

Meski begitu, mungkin masih banyak orang bertanya-tanya tentang kepemilikan taman hiburan yang dibuka sejak 1985 silam ini. Lantas siapa sebenarnya pemilik taman hiburan Dufan?

Dunia Fantasi dan kawasan Ancol dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, perusahaan patungan yang didirikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Ciputra Group melalui PT Pembangunan Jaya.

PT Pembangunan Jaya yang merupakan perusahaan milikCiputra didirikan pada 3 September 1961, sebagai tindak lanjut amanah Presiden Pertama Republik IndonesiaSoekarno kepada Gubernur Jakarta saat itu,Soemarno, untuk melakukan revitalisasi kota Jakarta.

Situs resmi PT Pembangunan Jaya mencatat bahwa visi para pendiri waktu itu adalah melakukan bisnis yang berupa public-private partnership. Ketika diberi kepercayaan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, untuk membangun kawasan Ancol, Ciputra dan Pemprov DKI mendirikan perusahaan patungan bernama PT Pembangunan Jaya Ancol yang kemudian menjadi perusahaan publik pada 2004.

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) didirikan pada 10 Juli 1992 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996. Sebelum melantai di Bursa Efek Indonesia, PJAA dimiliki oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta (80%) dan PT Pembangunan Jaya (20%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PJAA adalah berusaha dalam bidang pembangunan dan jasa.

Kegiatan utama Jaya Ancol yang dijalankan saat ini adalah berusaha dalam bidang real estat, yaitu pembangunan, penjualan dan penyewaan bangunan dan penjualan tanah kavling (Marina Coast Royal Residence, Marina Coast The Green, Marina Coast The Bukit, De' Cove, Apartemen Northland, Jaya Ancol Seafront, Coasta Villa, Putri Duyung Ancol, Town House Puri Marina Ancol dan Pulau Bidadari); Kawasan Pariwisata (Rekreasi), yaitu mengelola taman dan pantai, Dunia Fantasi (Dufan), Atlantis Water Adventure, Ocean Dream Samudra, Ocean Ecopark, pasar seni, dan dermaga.

Foto: Penyemprotan disinfektan di Dufan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Penyemprotan disinfektan di Dufan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Pada 22 Juni 2004, PJAA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham PJAA kepada masyarakat sebanyak 80.000.000 dengan nilai nominal Rp 500 per saham dengan harga penawaran Rp 1.025 per saham. Dalam penawaran perdana tersebut PJAA mampu mengumpulkan dana Rp 34,37 miliar dari masyarakat.

Hingga saat ini kepemilikan Dufan masih dikendalikan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui kepemilikan sebesar 72% di PJAA, PT Pembangunan Jaya juga merupakan pengendali dan masih memegang saham PJAA sebesar 18,01%. Sedangkan sisanya dimiliki oleh investor lain sebesar 9,99%.

Mengutip data Refinitiv, termasuk dalam investor lain tersebut adalah Trisna Muliadi yang merupakan komisaris perusahaan dengan kepemilikan 1,71% saham di PJAA. Selanjutnya terdapat Dana Pensiun Waligereja Indonesia sebesar 0,63%, pengelola dana abadi Norwegia yakni Norges Bank Investment Management (NBIM) sebesar 0,58%.

Kemudian ada nama investor yang berdomisili di Belanda Guangqiang Chen (0,57%), PT Minna Padi Aset Manajemen (0,53%), PT Hasjrat Abadi (0,32%) dan Jonni Amin (0,29%).

Pemerintah Daerah DKI Jakarta juga diketahui menjadi pemegang saham di beberapa perusahaan lain, termasuk di antaranya Delta Djakarta (DLTA) dan Pakuan (UANG). Selanjutnya dari 18 perusahaan yang memiliki afiliasi atau merupakan anak usaha, ada nama besar lainnya termasuk PT Bank DKI dan PT Mass Rapid Transit Jakarta.

Sementara itu, data Refinitiv menyebut PT Pembangunan Jaya yang semula bernama PT Pembangunan Ibukota Jakarta Raya memiliki afiliasi dan sejumlah anak perusahaan dengan total gabungan keduanya mencapai 58 perusahaan.

Selain di PJAA, PT Pembangunan Jaya merupakan pemegang saham mayoritas dan pengendali di Jaya Real Properti (JRPT) dan Jaya Konstruksi Mandala Pratama (JKON). Selain itu PT Pembangunan Jaya juga memiliki kepemilikan minoritas di Bumi Serpong Damai (BSDE).

Trisna Muliadi yang merupakan Komisaris PJAA juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya. Candra Ciputra yang merupakan Dirut Ciputra Development (CTRA) tercatat sebagai komisaris utama, sedangkan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo merupakan salah satu komisaris perusahaan.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Tingkat Produsen AS Naik 0,4% (mtm)

bakabar.com, JAKARTA – Dunia Fantasi (Dufan) yang terletak di kawasan Ancol, Jakarta Utara, merupakan salah satu tujuan rekreasi masyarakat Indonesia setiap melakukan kunjungan ke ibu kota.

Dufan sendiri merupakan objek wisata yang telah dibuka sejak 1985. Pembangunan tempat tersebut sering dikaitkan dengan sosok Ir Ciputra yang merupakan pendiri salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia, Ciputra Goup.

Kepemilikan Dunia Fantasi dan kawasan Ancol tercatat dipegang oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). PJAA merupakan perusahaan patungan hasil Kerjasama antara pemerintah provinsi DKI Jakarta dan Ciputra Group.

Sebelumnya perusahaan tersebut bernama PT Pembangunan Jaya yang merupakan perusahaan milik Ciputra didirikan pada 3 September 1961. Kemudian Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno memerintahkan Gubernur Jakarta kala itu, Soemarno untuk melakukan revitalisasi Ibukota.

Baca Juga: Sempat Terjadi Insiden, Dufan Pastikan Wahana Halilintar Kembali Beroperasi

Baru ketika DKI Jakarta dipimpin oleh Ali Sadikin, Ciputra kemudian membangun Kawasan ancol dan perseroan berubah nama menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol.

Pada 2004, perusahaan resmi melantai di Bur Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten PJAA. Sebelum melantai di BEI, PJAA dimiliki oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta (80%) dan PT Pembangunan Jaya (20%).

Berdasarkan informasi keterbukaan dari perusahaan, kegiatan operasional PJAA adalah berbisnis pada bidang pembangunan dan jasa. Kegiatan pembangunan yang dimaksud adalah bidang real estat, yaitu pembangunan, penjualan dan penyewaan bangunan dan penjualan tanah kavling, seperti Marina Coast Royal Residence.

Kemudian mengelola taman dan pantai, Dunia Fantasi (Dufan), Atlantis Water Adventure, Ocean Dream Samudra, Ocean Ecopark, pasar seni, dan dermaga.

Baca Juga: Hari Monyet Sedunia: dari Sejarah Unik hingga Jadi Ikon Dufan

Pada 22 Juni 2004, PJAA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk penawaran umum perdana (IPO) kepada masyarakat sebanyak 80.000.000 dengan nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp1.025 per saham.

Melalui IPO tersebut PJAA berhasil mengumpulkan dana Rp34,37 miliar dari masyarakat. Sampai dengan saat ini PJAA masih dikendalikan Pemprov DKI Jakarta dengan kepemilikan 72 persen.

Kemudian untuk kepemilikan PT Pembangunan Jaya berdasarkan keterbukaan informasi perseroan sebsar 18,01 persen. Sedangkan sisa 9,99 persen dimiliki investor lain.

Mengutip data Refinitiv, investor tersebut, yaitu Trisna Muliadi yang komisaris perusahaan dengan kepemilikan 1,71 persen. Kemudian terdapat Dana Pensiun Waligereja Indonesia 0,63 persen.

Baca Juga: Gratis Tiket Masuk! 9 Resto di Ancol Jadi Rekomendasi Bukber

Terdapat kepemilikan dari pengelola dana abadi Norwegia yakni Norges Bank Investment Management (NBIM) sebesar 0,58 persen. Kemudian investor dari Belanda, Guangqiang Chen 0,57 persen, PT Minna Padi Aset Manajemen 0,53 persen, PT Hasjrat Abadi 0,32 persen dan Jonni Amin 0,29 persen.

Selain itu PT Pembangunan Jaya memiliki afiliasi dan sejumlah anak perusahaan dengan total gabungan mencapai 58 perusahaan.

Selain di PJAA, PT Pembangunan Jaya juga menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali di Jaya Real Properti (JRPT) dan Jaya Konstruksi Mandala Pratama (JKON). Selain itu, PT Pembangunan Jaya juga memiliki kepemilikan minoritas di Bumi Serpong Damai (BSDE).

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dufan adalah taman rekreasi yang telah menjadi ikon di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, namun siapa sebenarnya yang memiliki Dufan?

Dufan, atau yang dikenal juga sebagai Dunia Fantasi, bukanlah sekadar taman rekreasi biasa. Diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1985, Dufan menjadi destinasi favorit bagi banyak orang sejak itu.

Menurut sumber dari Wikipedia, konsep Dufan mulai digagas pada awal tahun 1980, ketika Ancol masih di bawah kepemimpinan Handogo Soekarno, yang menjabat sebagai kepala divisi promosi Taman Impian Jaya Ancol. Proyek ini menjadi kenyataan berkat inisiatif Benny Benhardi yang mengilhami ilustrasi awal menggunakan Birds Eye View.

Dalam proses pengembangannya, kera bekantan dipilih sebagai maskot utama Dufan, dengan tujuan untuk mengingatkan pada sejarah Ancol sebagai kawasan yang dahulu dihuni oleh kera. Pemilihan kera bekantan juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang jenis satwa langka yang perlu dilindungi.